
Di Kota Solo, sejumlah warga mendeklarasikan sebuah gerakan perlawanan dengan tagar #KamiOposisi atas merapatnya mantan Capres 2019 tersebut. Semula Prabowo dinilai sebagai simbol perjuangan rakyat dan ulama.
"Namun, merapatnya Prabowo merupakan akhir dari dukungan rakyat sebagaimana pula diserukan oleh ulama PA 212," kata Presidum #KamiOposisi Soloraya, Muhammad Taufiq kepada hariankota.com, dalam pers rilisnya, Rabu (23/10/2019).
Tata pemerintahan yang ideal, menurut Taufiq, selain memerlukan seperangkat aturan yang berkeadilan dan amanah, juga meniscayakan diperlukannya partisipasi masyarakat sebagai fungsi kontrol.
"Sikap kritis masyarakat sangat diperlukan untuk mengimbangi kewenangan besar yang melekat pada penguasa, berupa kewenangan membuat aturan dan kewenangan memerintah atau membuat kebijakan," ujarnya.
Selain dilakukan masyarakat, fungsi kontrol idealnya disebutkan Taufiq, juga dilakukan oleh partai-partai melalui kadernya yang telah terpilih duduk dikursi parlemen.
Kondisi politik yang demikian,ungkap Taufiq, membuat rakyat harus berdiri sendiri, menjadi oposisi, berhadap-hadapan dengan elit kekuasaan. Mengoreksi setiap produk legislasi dan kebijakan yang tidak memihak kepada rakyat.
"Oposisi berarti pula meneruskan perjuangan para pahlawan yang bercita-cita Indonesia menjadi negara makmur, adil dan sejahtera. Inilah hakikat menjadi oposisi, yang hari ini ditelantarkan oleh partai-partai pemburu kue kekuasaan," tegasnya.