Hal tersebut disampaikan Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati untuk menanggapi pernyataan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Wishnutama Kusubandio yang akan menjadikan Bali sebagai pariwisata ramah muslim.
Menurutnya Bali menerapkan pariwisata berbasiskan budaya dengan kearifan lokalnya yang bernafaskan Agama Hindu. Bahwa pengembangan pariwisata berbasis kearifan lokal dengan mengedepankan filosofi “Tri Hita Karana”.
Atau tiga hubungan keseimbangan antara manusia dengan manusia, manusia dengan alam, manusia dengan Tuhan.
"Kepariwisataan Budaya Bali, adalah kepariwisataan Bali yang berlandaskan kepada kebudayaan Bali yang dijiwai oleh ajaran Agama Hindu dan falsafah Tri Hita Karana," ucap Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati atau Cok Ace, begitu dirinya biasa di panggil.
Oleh karena itu sangat tepat kiranya jika pariwisata Bali disebut sebagai pariwisata yang berbasis budaya atau Pariwisata Budaya Bali. Dimana perkembangan Pariwisata Bali dari tahun ke tahun, dipengaruhi oleh faktor keragaman budaya yang dimiliki oleh masyarakat Bali.
"Ini sudah berlangsung lama, dan mendatangkan banyak wisatawan dari berbagai daerah di Indonesia, juga dari manca negara," pungkasnya.