“ Saat ini, perkembangan pariwisata di Tawangmangu cukup tinggi. Maka bangunan saya minta untuk dikontrol. Jangan terlalu padat, jangan terlalu massif. Ingat, Puncak Bogor jadi pelajaran buat kita. Tawangmamngu jangan sampai. Maka kendali tata ruang penting, Amdal penting, IMB penting. Biasanya soal tata ruang sering di negosiasikan karena ada tata uangnya. Hati-hati, ini saya ingatkan,” kata Ganjar Pranowo, Rabu (12/02/2020).
Sementara itu, terkait dengan permintaan Pemkab Karanganyar untuk mengelola Taman Hutan Rakyat (Tahura) yang berada di kecamatan Ngargoyoso, Ganjar Pranowo menegaskan, siapapun yang berkepentingan, baik itu kabupaten, provinsi maupun pusat, harus dikelola dengan baik.
"Saya sebagai gubernur gampang saja. Siapa yang mau mengelola, harus tanggungjawab. Jangan hanya meminta, tapi tidak dikelola dengan baik, tapi malah justeru rusak. Bagi kami gampang kok. Bisa dikerjasamakan, bisa dinegosiasikan, tinggal kita duduk bersama,” ujarnya.
Disisi lain, Ganjar Pranowo juga mengungkapkan, sering menerima laporan jika di tawangmangu sering terjadi banjir. Menerima laporan tersebut, Ganjar Pranowo mengaku kaget dan langsung melakukan pengecekan.
“ Setelah kita cek, ternyata drainase tidak bagus, sampah banyak. Tapi kontribusi juga ada, hutannya gundul. Sekarang, kita ajak bicara masyarakat. Mulai Februari ini kita gerakkan semua menanam. Dan saya respek sama temen-teman yang semuanya perduli. Mumpung masih hujan. Cari lahan kritis, Tanami. Saya hanya titip itu,” tandasnya.