SOLO - Karena ketaatan pada himbauan pemerintah tentang waspada virus Covid 19 Rektor UNS Prof Jamal Wibowo rela sholat Ied 1441 H di rumahnya sendiri Di Banjarsari-Surakarta dan mengurungkan kebiasaannya selalu sholat ied di lapangan terbuka.
Bahkan Rektor itu terpaksa sholat di ruang dekat garasi rumahnya dan sekaligus menjadi imam serta khotib dengan jumlah makmum 10 orang dari kerabat dan keluarganya.
Jumlah 10 orang itu terdiri dari 6 orang karyawan UNS dan 4 orang anggota keluarga.
Sholat berlangsung mulai pukul 06.15 WIB diawali dengan lantunan takbir bersama serta diakhiri dengan kotbah.
Sedangkan dalam kotbahnya rektor yang mantan Irjen Kemenristek menekankan tiga dimensi penting peradaban manusia ditengah pandemi Covid 19.
Pertama perihal tahzibun nafsi yakni upaya berperang melawan hawa nafsu. Kedua tentang hikmah Ramadan dan kewajiban zakat kepada 8 kategori kelompok masyarakat yang berhak menerima zakat, terutama kepada fakir miskin yang diwujudkan bagaimana tali silaturahmi serta semangat untuk berbagi itu semakin nyata terjadi.
Dan yang terakhir adalah jihad dalam arti luas yakni mengecilkan arti segala sesuatu yang dimilikinya demi mendapatkan keridhoanNya, mendapatkan pahala serta keselamatan dari siksaNya.
"Menurut kami inilah 3 masalah dalam beragama yang harus selalu diingat dan diupayakan" ujarnya.
Sementara terkait pandemi Covid 19 rektor menegaskan bahwa apapun itu alasannya tapi hadirnya covid 19 adalah
kehendak dan berasal dari Allah.
Hikmah dibalik itu satu diantaranya adalah agar umat islam harus selalu membiasakan dan menjaga kebersihan karena kebersihan itu sebagian dari iman.
"Covid itu ujian dari Allah dan Allah lah yang umat islam di Indonesia harus selalu meningkatkan keimanan, ketaqwaan dan kesabaran serta selalu berharap ridho dari Nya" lanjutnya.
Pada bagian akhir sholat ied terbatas itu ditutup dengan doa agar pasca pandemi covid 19 berakhir dan membawa hikmah kebaikan untuk peradaban kehidupan umat islam lebih di dunia.
Reporter: Beny Suryono
Bahkan Rektor itu terpaksa sholat di ruang dekat garasi rumahnya dan sekaligus menjadi imam serta khotib dengan jumlah makmum 10 orang dari kerabat dan keluarganya.
Jumlah 10 orang itu terdiri dari 6 orang karyawan UNS dan 4 orang anggota keluarga.
Sholat berlangsung mulai pukul 06.15 WIB diawali dengan lantunan takbir bersama serta diakhiri dengan kotbah.
Sedangkan dalam kotbahnya rektor yang mantan Irjen Kemenristek menekankan tiga dimensi penting peradaban manusia ditengah pandemi Covid 19.
Pertama perihal tahzibun nafsi yakni upaya berperang melawan hawa nafsu. Kedua tentang hikmah Ramadan dan kewajiban zakat kepada 8 kategori kelompok masyarakat yang berhak menerima zakat, terutama kepada fakir miskin yang diwujudkan bagaimana tali silaturahmi serta semangat untuk berbagi itu semakin nyata terjadi.
Dan yang terakhir adalah jihad dalam arti luas yakni mengecilkan arti segala sesuatu yang dimilikinya demi mendapatkan keridhoanNya, mendapatkan pahala serta keselamatan dari siksaNya.
"Menurut kami inilah 3 masalah dalam beragama yang harus selalu diingat dan diupayakan" ujarnya.
Sementara terkait pandemi Covid 19 rektor menegaskan bahwa apapun itu alasannya tapi hadirnya covid 19 adalah
kehendak dan berasal dari Allah.
Hikmah dibalik itu satu diantaranya adalah agar umat islam harus selalu membiasakan dan menjaga kebersihan karena kebersihan itu sebagian dari iman.
"Covid itu ujian dari Allah dan Allah lah yang umat islam di Indonesia harus selalu meningkatkan keimanan, ketaqwaan dan kesabaran serta selalu berharap ridho dari Nya" lanjutnya.
Pada bagian akhir sholat ied terbatas itu ditutup dengan doa agar pasca pandemi covid 19 berakhir dan membawa hikmah kebaikan untuk peradaban kehidupan umat islam lebih di dunia.