Pantauan hariankota.com, aksi singkat yang dikawal aparat keamanan dari berbagai unsur melebihi jumlah peserta ini, hanya diisi pembacaan lima poin pernyataan sikap.
lima poin yang dibaca oleh Pratiknyo selaku koordinator aksi tersebut menyatakan, bahwa kaum muda Sukoharjo tidak mau hanya jadi komoditi politik, tidak akan bisa di adu domba dan dipecah belah.
"Kaum muda Sukoharjo, tidak akan terprovokasi oleh pihak manapun atau berita- berita hoax yang memperkeruh Pilkada, atau suasana Sukoharjo," serunya.
Menurutnya, meskipun berbeda - beda pilihan, namun anak muda Sukoharjo akan tetap bersatu, dan akan mengakui siapapun pemimpin yang akan terpilih dalam pilkada nanti.
"Jika kaum muda Sukoharjo hanya akan dijadikan komoditi politik, maka lebih baik kami akan berkomunikasi dengan para kandidat setelah pilkada selesai," tegasnya.
Usai membacakan pernyataan sikap, Pratikyo juga meminta maaf, lantaran aksi tidak berjalan sesuai dengan rencana. Hal ini untuk menghindari terjadinya kerumunan mengingat saat ini, Kejadian Luar Biasa (KLB) Covid-19 di Sukoharjo diperpanjang hingga akhir Agustus mendatang.