Adalah Forum Peduli Karanganyar Tenteram FPKT atau sekelas Forum Betawi Rembug nya ala Kabupaten Karanganyar geram & langsung main ancam kepada Panitia Pelaksana Panpel Konggres PSSI agar tegas jangan bergeming terhadap tekanan dari kubu kontra konggres yang akan mengerahkan massa pada Sabtu 18 juli mendatang guna membatalkan konggres.
Ketua FPKT Agung Sutrisno menegaskan perbedaan pendapat dalam organisasi apapun itu wajar karena bagian dari dinamika organisasi itu sendiri. Sehingga tidak perlu takut terhadap ancaman. " Dimanapun organisasi itu akan selalu ada dinamika didalamnya termasuk kelompok pro & kelompok kontra dan itu masih wajar tidak perlu menyebabkan konggres ditunda" tandasnya.
Agung menjelaskan risiko fatal yang bakal diterima insan sepakbola Karanganyar jika sampai Konggres PSSI ini tertunda yakni gambaran akan matinya masa depan sepakbola di Kota Intanpari ini. Sebab faktual diketahui kepengurusan PSSI di Karanganyar boleh dikata sudah beku selama 4 tahun atau satu periode lalu yakni periode 2016-2020.
Jika kepengurusan PSSI mendatang periode 2020-2024 gagal lagi maka praktis selama 8 tahun dunia sepakbola Karanganyar harus mati suri lagi. "Apa jadinya jika insan sepakbola harus menunggu waktu 8 tahun kan kasiha sementara Karanganyar subur dengan sepakbolanya" imbuhnya.
Untuk itu Agung mendesak Panpel Konggres PSSI tetap percaya diri dan menyadari dinamika adalah bagian dari proses pendewasaan.
Agung juga mengingatkan Bupati Karanganyar Juliyatmono agar tidak menanggapi desakan penundaan ataupun pembatalan konggres. "Saya yakin bupati sudah memahami kemelut PSSI ini sehingga kecil kemungkinan bupati akan merespon tuntutan kubu kontra konggres" ungkapnya.
Sementara itu Ketua Panpel Konggres PSSI Karanganyar Tony Hatmoko menegaskan pihaknya jalan terus meski konflik kian tajam. Apalagi Konggres segera berlangsung tinggal dua hari lagi.
"Kamis hari ini juga kami sudah rapat teknis terakhir tentang persiapan teknis konggres sehingga semua berjalan sesuai jadwal" ujarnya.
Terpisah kubu kontra konggres Yanuar Faisal menyayangkan liarnya retorika jelang konggres. "Saya heran mengapa banyak statement yang sok peduli sepakbola namun tidak memahami aturan main" ungkapnya.