KARANGANYAR - Rumah Revolusi Mental Indonesia gelar saresehan bertema Kedaulatan Pangan Sebagai Upaya Pertahanan Negara. Khususnya di masa pandemi Covid-19.
Doni, inisiator acara dari Rumah Revolusi Mental Indonesia sebut
saresehan ini dihadiri perwakilan dari petani, peternak, dan pelaku UMKM dari Kabupaten Karanganyar.
Bersama, berdiskusi untuk membahas keberlangsungan kedaulatan pangan dan sektor pertanian pasca berlangsungnya pandemi covid 19.
Mereka sangat berharap dari
pemerintah mempunyai kepedulian lebih dan memberikan dorongan baik program ataupun pendampingan.
"Harapannya melalui sarasehan ini dapat membentuk sebuah jaringan dan terbangun suatu sinergitas antara petani, peternak dan juga UKM," jelasnya kepada media, Senin (5/10/2020).
Sementara itu Rahadi, Direktur Lembaga Pengembangan Tekhnologi Pedesaan (LPTP) sebut dalam kondisi pandemi Covid - 19 bisnis yang memiliki prospek yang sangat menguntungkan adalah sektor pangan dan pertanian.
Rahadi menyebut Indonesia merupakan wilayah yang subur. Memiliki banyak jenis sumber daya alam yang luar biasa banyaknya. Jika dikelola dengan benar maka hasilnya luar biasa.
"Namun kenyataannya Indonesia masih banyak mengimpor komoditi pangan (beras). Padahal
Indonesia sangat subur," ungkap Rahadi.
Menurut Rahadi, masih banyak hal yang harus diperhatikan untuk mengupayakan ketahanan pangan. Salah satunya kurangnya data base pertanian, peternakan.
Banyak yang tidak secara serius menangani persoalan kedaulatan pangan dan sektor pertanian.
"Ditambah belum adanya lembaga keuangan yang concern membiayai sektor pertanian dan peternakan," jelasnya.
Disampin itu ada kendala juga yang harus diperhatikan adalah permasalahan lingkungan tanah yang menurun kesuburannya.
"Kemudian berkurangnya lahan pertanian karena banyak beralih fungsi menjadi komplek pemukiman. Termasuk regenerasi di sektor pertanian bahwa pemuda belum turun ke pertanian," pungkasnya.
Jurnalis : Dita
Doni, inisiator acara dari Rumah Revolusi Mental Indonesia sebut
saresehan ini dihadiri perwakilan dari petani, peternak, dan pelaku UMKM dari Kabupaten Karanganyar.
Bersama, berdiskusi untuk membahas keberlangsungan kedaulatan pangan dan sektor pertanian pasca berlangsungnya pandemi covid 19.
Mereka sangat berharap dari
pemerintah mempunyai kepedulian lebih dan memberikan dorongan baik program ataupun pendampingan.
"Harapannya melalui sarasehan ini dapat membentuk sebuah jaringan dan terbangun suatu sinergitas antara petani, peternak dan juga UKM," jelasnya kepada media, Senin (5/10/2020).
Sementara itu Rahadi, Direktur Lembaga Pengembangan Tekhnologi Pedesaan (LPTP) sebut dalam kondisi pandemi Covid - 19 bisnis yang memiliki prospek yang sangat menguntungkan adalah sektor pangan dan pertanian.
Rahadi menyebut Indonesia merupakan wilayah yang subur. Memiliki banyak jenis sumber daya alam yang luar biasa banyaknya. Jika dikelola dengan benar maka hasilnya luar biasa.
"Namun kenyataannya Indonesia masih banyak mengimpor komoditi pangan (beras). Padahal
Indonesia sangat subur," ungkap Rahadi.
Menurut Rahadi, masih banyak hal yang harus diperhatikan untuk mengupayakan ketahanan pangan. Salah satunya kurangnya data base pertanian, peternakan.
Banyak yang tidak secara serius menangani persoalan kedaulatan pangan dan sektor pertanian.
"Ditambah belum adanya lembaga keuangan yang concern membiayai sektor pertanian dan peternakan," jelasnya.
Disampin itu ada kendala juga yang harus diperhatikan adalah permasalahan lingkungan tanah yang menurun kesuburannya.
"Kemudian berkurangnya lahan pertanian karena banyak beralih fungsi menjadi komplek pemukiman. Termasuk regenerasi di sektor pertanian bahwa pemuda belum turun ke pertanian," pungkasnya.